Bagaimana Membedakan Tulisan AI dari Tulisan Manusia?

  • Whatsapp
Tampilan artikel berita tentang cara membedakan tulisan AI dan manusia di atas meja kerja dengan laptop, dokumen bertanda, dan kaca pembesar.
Gambar ini menunjukkan ilustrasi artikel dengan topik "Bagaimana Membedakan Tulisan AI dari Tulisan Manusia" dalam suasana ruang kerja yang profesional. Di atas meja terdapat laptop, cangkir kopi, dan tumpukan dokumen dengan teks yang diberi tanda. Kaca pembesar diarahkan pada teks, menandakan pemeriksaan mendalam terhadap tulisan AI.

Tekno | onews online – Kecerdasan AI Terus Berkembang, Deteksi Keaslian Tulisan Semakin Diperlukan. Bagaimana Membedakan Tulisan AI dari Tulisan Manusia?

Kemajuan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) telah menciptakan berbagai aplikasi yang mampu menghasilkan tulisan seolah-olah ditulis oleh manusia.

Bacaan Lainnya

Model bahasa seperti ChatGPT dan GPT-4 kini mampu menghasilkan artikel, laporan, bahkan cerita yang sulit dibedakan dari karya penulis manusia.

Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran baru di berbagai sektor, mulai dari akademisi hingga media, terkait kemampuan untuk mendeteksi dan membedakan antara tulisan asli manusia dan tulisan yang dihasilkan oleh mesin.

Salah satu perbedaan utama yang sering dijadikan acuan untuk membedakan antara tulisan manusia dan tulisan AI adalah struktur dan gaya tulisan.

Tulisan yang dihasilkan oleh AI umumnya memiliki struktur yang sangat teratur dengan transisi antar paragraf yang rapi dan alur yang mudah dipahami.

Sementara itu, tulisan manusia lebih bervariasi dalam gaya, dengan spontanitas yang menghasilkan variasi nada dan struktur yang berbeda-beda.

Peneliti menyebut bahwa tulisan manusia lebih ekspresif dan fleksibel dalam gaya, berbeda dengan hasil AI yang cenderung lebih teratur dan terkadang terasa “terlalu formal.”

Pemilihan kata yang digunakan dalam teks juga bisa menjadi petunjuk. Model AI seperti GPT cenderung memilih kata-kata yang umum dan netral, tanpa adanya idiom atau ekspresi unik yang sering kali menjadi ciri khas penulis manusia.

“Tulisan manusia punya warna tersendiri, tergantung pengalaman dan latar belakang penulisnya,” ungkap seorang pakar di bidang linguistik. Ia menambahkan bahwa tulisan manusia cenderung kaya dengan ekspresi khas yang sulit ditiru oleh mesin karena berasal dari pengalaman pribadi atau budaya yang lebih mendalam.

Karena AI dilatih menggunakan data dalam jumlah besar, beberapa pola repetisi atau pengulangan frasa yang tidak wajar sering muncul dalam tulisan yang dihasilkan oleh mesin.

Hal ini terkadang dapat menjadi petunjuk bahwa teks tersebut dihasilkan oleh AI. Seorang pakar AI dari Universitas Teknologi Bandung menjelaskan bahwa AI sering mengulang pola tertentu karena didesain untuk memprediksi kata berdasarkan kemunculan pola dalam data pelatihan.

Beda dengan Dr. Ira Mirawati, M.Si, seorang dosen di Universitas Padjajaran (UNPAD), menjelaskan dapat dibedakan, salah satu cirinya adalah tanda (*) bintang.

“Ciri pertama adalah adanya tanda bintang sebelum dan sesudah kalimat yang ditebalkan,” ujar Dr. Ira dalam salah satu videonya, pada Senin (28/10/2024). dikutip Viva.co.id

Baca Juga: Cara Membuat Sitemap Berita Menggunakan ChatGPT AI

Sementara itu, tulisan manusia umumnya lebih bervariasi dalam penggunaan kata-kata dan jarang mengulang frasa atau kata tanpa alasan tertentu.

Dengan semakin sulitnya membedakan antara tulisan AI dan manusia, sejumlah alat deteksi telah dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi kemungkinan asal suatu teks. Alat seperti GPTZero dan Originality.ai kini mulai banyak digunakan untuk menganalisis apakah suatu teks mungkin dihasilkan oleh AI.

Alat-alat ini bekerja dengan menganalisis pola struktur kalimat dan kata yang digunakan, lalu membandingkannya dengan pola-pola yang umum dalam tulisan AI.

Walaupun alat ini masih dalam tahap pengembangan, kehadirannya mulai menarik perhatian, terutama di bidang pendidikan dan jurnalistik, sebagai upaya menjaga keaslian tulisan.

Perbedaan lain yang cukup mencolok antara tulisan manusia dan AI adalah konsistensi dalam nada dan emosi.

AI memang dapat meniru gaya penulisan yang emosional, tetapi cenderung mempertahankan nada yang konsisten dari awal hingga akhir.

Tulisan manusia sering menunjukkan variasi emosi, terutama ketika bercerita atau berbagi pengalaman pribadi, sementara AI hanya meniru pola tanpa pemahaman yang mendalam terhadap konteks emosional yang sesungguhnya.

Seorang pengamat AI menyebut bahwa perbedaan ini memang masih samar, tetapi bisa menjadi salah satu indikasi yang cukup penting.

Ke depan, tantangan dalam mendeteksi tulisan AI diprediksi akan semakin kompleks seiring teknologi yang terus berkembang.

Dengan model bahasa yang semakin canggih dan menghasilkan tulisan yang semakin natural, deteksi manual mungkin tidak lagi cukup.

Para ahli menyebutkan bahwa diperlukan metode baru yang lebih akurat, termasuk kolaborasi antara pengembang alat deteksi dan para peneliti kecerdasan buatan untuk menemukan pendekatan yang lebih efektif.

Di tengah arus inovasi ini, berbagai sektor diharapkan dapat beradaptasi dan terus memperbarui cara untuk menjaga keaslian serta integritas informasi di era digital yang semakin maju.

Penulis: Tim Redaksi

Editor: Erwis

Copyright © Onews Online 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *