Harga Cabai Turun, Petani Lokal Keluhkan, “Harga Tak Seimbang”.

  • Whatsapp
Cabai kriting hijau besar segar dengan seseorang yang mengeluh karena harga cabai murah di pasar.
Gambar menampilkan cabai kriting hijau besar yang segar di latar depan. Di latar belakang, seorang individu tampak mengeluh dengan gerakan tangan, menunjukkan ketidakpuasan terhadap harga cabai yang sangat murah di pasar. Suasana ini menggambarkan kombinasi frustrasi dan humor dalam menghadapi penurunan harga cabai.

Belitung | onewsonline.com – Harga cabai kian menurun, karna kurangnya daya beli masyarakat, sehingga petani keluhkan harga cabai turun terlalu murah, tidak sesuai dengan biaya tanam yang mereka keluarkan.

Diketahui harga cabai merah saat ini dipasaran berkisar Rp 32.000 /kilogram, sebelumnya Rp 38.000 hingga Rp 40.000 /kilogramnya, hal ini berpengaruh dengan faktor penyebab deplasi di Bangka Belitung.

Bacaan Lainnya

Menurut salah satu petani lokal, Putra, warga kelurahan Air Ketekok, Belitung, mengeluhkan harga cabai yang jauh turun dari harga awalnya, yakni cabai kriting turun harga Rp 32.000 perkilogram, sehingga modal biaya tanam tidak dapat ditutupi.

“Harga cabai sekarang murah, tidak seimbang dengan daya tanam dengan harga cabai kriting dipasaran, cuma 32.000 Rupiah, tapi untungnya masih ada yang beli,” ujar Putra. Sabtu (05/10/24).

Baca Juga: Cara Menyemai Biji Cabai Agar Tumbuh dengan Optimal

Untuk sekarang ini, proses pembuahan cabai kian cepat dikarnakan faktor cuaca hujan, berkisar 1 hingga 2 minggu, cabai kriting yang Putra tanam siap panen, namun dengan harga cabai yang murah, tidak menutupi kerugian daya tanam sebanyak 1.000 pohon cabai yang ia miliki saat ini.

“Jumlah pohon cabai dikebun, sebanyak 1.000 pohon, namun tidak sesuai dengan pengelolahan bahan tanam, seperti pupuk yang saya gunakan, meski 1-2 minggu siap panen, dibantu dengan cuaca hujan sehingga cepat buah cabai tumbuh,” jelasnya

“Karna cabai ini kami panen, tidak menunggu sampai merah, saat masih hijau sudah bisa di panen,” ujar Putra sambil menunjukan contoh buah cabai yang ia tanam kepada wartawan.

Menurut Edi Romdhoni Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Provinsi Bangka Belitung, seperti dikutip rri.co.id, “Ini bukan produk berlebih, tetapi daya beli yang masih rendah ditambah lagi pasokan kita juga dari luar. Untuk itu kita perlu membantu menjual produk lokal agar perekonomian kita bangkit kembali,” kata Edi, Jumat (4/10/2024).

Meksi belum sepenuhnya mampu menenuhi kebutuhan masyarakat di Bangka Belitung, menurut dia, jika hasil panen petani lokal mampu memenuhi 20 persen dari kebutuhan pangan daerah, sementara 80 persen sisanya masih harus didatangkan dari luar. 

“Nilai NTP dari sub sektor para petani ini diatas 100, artinya biaya yang dikeluarkan dan diterima masih surplus,” ucapnya.

Penulis: Tim Redaksi

Editor: Erwis

Copyright © Onews Online 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *