Hantu Penebok, Bisakah Dikategorikan Hantu? Ini Perbedaannya.
Belitung | onewsonline.com – Dalam kisah film yang baru-baru ini dibuat (syuting) di Belitung timur “The Bell”, penebok adalah hantu tanpa kepala, konon hantu ini dikurung disebuah pulau, hantu ini merupakan jelmaan noni Belanda, dirinya dibunuh secara misterius karna mempertahankan tanahnya. Seperti dihimpun kompas.com. (4/9/24)
Di tengah-tengah mitos dan legenda yang ada di masyarakat Belitung memiliki versi berbeda dengan mitos penebok, cerita tentang Penebok dari Belitung mungkin tidak seterkenal kisah horor lainnya. Namun, kisah ini memiliki daya tarik tersendiri. Penebok sering kali disalahartikan sebagai hantu, padahal keduanya sangat berbeda. Meskipun sama-sama mengandung unsur mistis, penebok bukanlah makhluk gaib, melainkan manusia yang diduga terlibat dalam praktik ritual supranatural.
Asal-usul Penebok
Istilah Penebok berasal dari cerita rakyat masyarakat Belitung. Dalam mitos ini, penebok digambarkan sebagai manusia yang ditugaskan untuk mencari kepala manusia sebagai bagian dari syarat supranatural dalam pembangunan konstruksi, terutama jembatan. Mitos ini menggambarkan bahwa jembatan yang didirikan dengan ‘tumbal’ kepala manusia akan memiliki kekuatan magis yang membuatnya lebih kokoh dan tahan lama. Penebok konon berburu kepala anak-anak sebagai korban utama.
Baca Juga: Warga Belitung Penderita Gagal Ginjal Harapkan Pencucian Darah Dua Kali Seminggu
Masyarakat Belitung menuturkan bahwa penebok sering kali digambarkan mengenakan topeng dan mengendarai mobil jeep, berkeliling mencari korban. Meskipun cerita ini telah diceritakan turun-temurun, hingga saat ini, tidak ada bukti nyata yang mendukung keberadaannya. Cerita ini lebih sering digunakan sebagai alat untuk menakut-nakuti anak-anak agar mereka tidak bermain terlalu jauh dari rumah.
Penebok vs Hantu: Apa Bedanya?
Meskipun dalam cerita rakyat ada elemen supranatural, penebok bukanlah hantu. Hantu adalah makhluk gaib, yang eksistensinya berada di luar dunia nyata, sementara penebok adalah manusia yang terlibat dalam praktik klenik. Hantu tidak memiliki bentuk fisik dan sering dikaitkan dengan roh orang yang telah meninggal, sedangkan penebok adalah manusia hidup yang diyakini melakukan perburuan tumbal untuk keperluan mistis. Kedua hal ini tidak bisa disamakan.
Pen<span style=”font-size: revert; color: initial;”>ebok</span> lebih dekat dengan mitos pemburu tumbal atau sosok yang digunakan untuk menakut-nakuti, daripada menjadi makhluk gaib yang kita kenal sebagai hantu. Maka, tidak ada kesamaan mendasar antara penebok dan hantu, meskipun keduanya mengandung unsur mistis.
Perubahan Zaman, Hilangnya Penebok
Seiring berkembangnya zaman, cerita tentang penebok semakin jarang terdengar. Dulu, cerita ini sering digunakan oleh orang tua sebagai peringatan bagi anak-anak agar tidak pergi terlalu jauh dari rumah. Penebok menjadi simbol ketakutan yang diciptakan untuk menjaga anak-anak agar tetap aman. Namun, seiring modernisasi, cerita ini mulai memudar dan tidak lagi menjadi bagian dari tradisi lisan yang aktif digunakan.
Dalam konteks modern, cerita tentang penebok mulai dilihat sebagai sekadar cerita rakyat tanpa dasar fakta yang jelas. Istilah penebok kini sudah jarang digunakan, dan masyarakat Belitung pun lebih cenderung menganggap cerita ini sebagai bagian dari masa lalu yang tak lagi relevan.
Kesimpulan
Pen<span style=”font-size: revert; color: initial;
“>ebok</span> adalah sosok yang berbeda jauh dari hantu, meskipun keduanya sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Jika hantu adalah makhluk gaib yang berhubungan dengan dunia roh, kononnya penebok adalah manusia yang melakukan ritual supranatural dengan mencari kepala manusia sebagai tumbal. Cerita penebok dulunya digunakan sebagai peringatan bagi anak-anak, namun dengan berjalannya waktu, cerita ini semakin jarang terdengar dan kehilangan relevansinya di era modern.
Meskipun dalam versi yang berbeda, mitos ini tetap menjadi bagian menarik dari warisan budaya Belitung, mengingatkan kita akan kekayaan cerita rakyat yang terus berkembang di tengah-tengah perubahan zaman.
Penulis: Tim Redaksi
Editor: Erwis
Copyright © Onews Online 2024